Minggu, 15 Maret 2009

INDONESIA MENGERIKAN BANYAK KOBOINYA

POLRI HARUS mengambil sikap, Adanya kejahatan yang membawah SENPI ( Senjata Pistol). Korban Penembakan DIREKTUR BUMN USAI Golf, menghiasi Halaman depan bebarapa media cetak.
Jakarta | Surya-Dua tembakan dari orang tak dikenal telah menewaskan Nasrudin Zulkarnaen, 41, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), anak perusahaan salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Minggu (15/3) sore. Penembakan itu terjadi Sabtu (14/3) sekitar pukul 14.00 WIB, seusai korban bermain golf di Padang Golf Modernland, Kota Tangerang.

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Hamidin menjelaskan, Nasrudin ditembak oleh dua pria yang mengenakan jaket warna cokelat. “Kedua pelaku berboncengan sepeda motor Yamaha Scorpio warna hijau,” katanya.

Menurut Hamidin berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata, peristiwa itu terjadi hanya beberapa saat setelah Nasrudin bermain golf. Dia bermaksud mengajak sopirnya ke kantornya, PT PRB di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis pengembangan jaringan Apotek Lusindo Pharma di seluruh Indonesia.

Korban duduk di kursi kiri belakang mobil BMW-nya yang bernomor polisi B-1919-xx. Saat melintasi marka kejut di tepian danau, beberapa meter setelah melewati gerbang kawasan padang golf, mobil berjalan lebih lambat. Saat itulah dua pria bersepeda motor muncul dari arah belakang kiri mobil.

“Pria yang membonceng lalu mengeluarkan senjata api laras pendek, dan menembak korban dua kali. Peluru bersarang di pelipis kiri korban,” papar Hamidin.

Korban lalu dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Mayapada, Kompleks Perumahan Modernland. Tetapi karena RS ini tidak bisa menanganinya, korban dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Sabtu (14/3) pukul 23.00 WIB.

Kapolsek Metro Benteng, Kota Tangerang, AKP Titin mengaku hingga kini belum jelas motif penembakan ini. “Tak ada tanda-tanda perampokan. Isi mobil dan harta benda korban di mobil masih utuh,” ucapnya.

Setelah koma selama sekitar 22 jam, Nasrudin Zulkarnaen akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya, Minggu (15/3) sekitar pukul 12.05 WIB. Hingga korban meninggal dunia, dua peluru masih bersarang di kepalanya.

“‘Kami mewakili keluarga memberitahukan, kakak kami telah tiada tadi sekitar pukul 12.05,” ungkap Andi Samsudin, 39, adik kandung Nasrudin, di ruang ICU RSPAD Gatot Soebroto, Minggu siang. Korban meninggalkan seorang istri, Arinda, 38, dan dua orang putra yang masih duduk di kelas II SD dan anak berusia 4 tahun.

Pihak keluarga berharap kepolisian bisa segera menangkap pelakunya. “Penembakan ini jelas sistematis karena pelaku tahu korban main golf. Kami sangat berharap Kapolri mengungkap kasus ini dan menangkap dalangnya,” katanya kepada wartawan.

Tewasnya Nasrudin disebabkan tim medis tak mampu mengatasi luka yang diderita korban. Tim medis hanya bisa memberikan obat untuk mengurangi bengkaknya otak. “Yang bisa kita lakukan hanya memberikan obat yang bisa mengurangi pembesaran otaknya dan bersama keluarga menunggu mukjizat,” ungkap dr Cristian Johannes, Kepala ICU RSPAD Gatot Soebroto.

Sepengetahuan dr Cris, dua peluru bersarang di bagian kepala. Salah satunya di ujung kulit kepala sebelah kiri dan satu peluru di sekitar otak. Hal itulah yang menyebabkan korban meninggal. “Meskipun peluru tidak mengenai batang otak, tapi karena masuk mengenai pembuluh otak akan membengkak hebat sehingga akan menekan batang otak,” ungkap Cris.

Jenazah almarhum kemarin disemayamkan di rumah duka, Perumahan Banjar Wijaya, Blok B50, RT 07/RW 07, Cipondoh, Tangerang, Banten. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di tanah kelahirannya di Makassar karena di sana banyak sanak saudaranya. Suasana di ruang ICU kemarin berlangsung haru. Keluarga korban berteriak histeris begitu mengetahui Nasruddin meninggal dunia.

Rapat Direksi
Pembunuhan terhadap salah satu direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) ini mengundang keprihatinan manajemen PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Menurut Corporate Communication Manager PT RNI, Budi Perbawa Aji, PRB adalah salah satu anak perusahaan PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB), sedangkan MRB adalah anak perusahaan dari RNI -yang merupakan induk usaha. “Jadi, PRB adalah cucu perusahaan RNI,” kata Budi yang dihubungi Surya via ponselnya, Minggu (15/3) malam.

Dijelaskan, PRB bergerak dalam bisnis pengembangan jaringan Apotek Lusindo Pharma di seluruh Indonesia. Melalui apotek-apotek di bawah kendali PRB itu, PT Mitra Rajawali Banjaran sebagai penghasil kondom dan alat suntik sekali pakai mendistribusikan produk-produknya.

Budi menambahkan, pihak manajemen belum mengetahui motif pembuhuhan terhadap Nasrudin. RNI menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kepada polisi. “Kami saat ini menunggu perkembangan. Besok, manajemen RNI sebagai induk perusahaan akan melakukan rapat direksi terkait masalah itu,” tukas Budi Aji.

RNI merupakan salah satu perusahaan BUMN dengan sekitar 15 anak perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri, farmasi, dan alat kesehatan serta perdagangan. Di Jatim, RNI memiliki sejumlah anak perusahaan. Yakni PT Rajawali I Surabaya bergerak di bidang usaha gula, pakan ternak, dan particle board.

Selanjutnya Pabrik Gula (PG) Candi Baru Sidoarjo, PG Krebet Baru Malang, dan PG Rejo Agung Madiun yang bergerak di industri gula. Sedangkan PT Rajawali Citramass Mojokerto bergerak di bidang usaha industri karung plastik, PT Tanjung Sari Sidoarjo bergerak di bidang usaha kulit hewan, dan PT Rajawali Gloves Sidoarjo bergerak dalam bidang usaha sarung tangan kulit.

Nasrudin dikenal memiliki jaringan luas, di antaranya di kalangan birokrat. Kelebihan ini yang mengantar mantan staf ahli direksi RNI ini menjadi pejabat teras dalam waktu relatif singkat. Menurut Budi Aji, Nasrudin berkarir di RNI sejak 2001. “Beliau memang masih baru. Saya sendiri nggak tahu sebelumnya beliau berkarier di mana,” katanya.

Setelah sekian lama menjadi staf ahli, Nasrudin diangkat menjadi Direktur PT Putra Rajawali Banjaran. Budi mengatakan, Nasrudin menjabat direktur sejak lima bulan lalu. Ia dipercaya karena memiliki jaringan pemasaran yang luas serta hubungan erat dengan kalangan pemerintahan. Salah satu koleganya yakni mantan Mendagri Hari Sabarno. “Faktor ini dianggap penting untuk pengembangan bisnis PT. Putra Rajawali Banjaran,” tutur Budi. jbp/esy/kps/aru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar